Latest News

Tuesday 22 March 2016

Orang Kudus 23 Maret: St. Dismas

SANTO DISMAS, PENGAKU IMAN
Konon Dismas adalah penyamun yang disalibkan di sebelah kanan Tuhan Yesus dan bertobat sebagaimana dikatakan Lukas: �Seorang dari penjahat yang digantung itu menghojat Dia, katanya, �Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkan diri-Mu dan kami. Tetapi yang seorang menegor dia katanya, �Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah; sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi Orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah�. Lalu ia berkata, �Yesus, ingatlah aku apabila Engkau datang sebagai Raja.� Kata Yesus kepadanya,�Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di Firdaus�� (Luk 23: 39 � 43).
Tentang Dismas ada sebuah legenda berkisah sebagai berikut: ketika Maria dan Yosef bersama kanak-kanak Yesus dalam perjalanan pengungsian ke Mesir untuk menghindari rencana pembunuhan Herodes, tiba-tiba mereka didekati dan disapa oleh dua orang penyamun, yaitu Titus dan Dumachus. Titus biasanya dipanggil Dismas, dan Dumachus dipanggil Gestas. Dismas mengajak temannya Gestas untuk membantu Maria dan Yosef dalam perjalanan itu. Menyaksikan kebaikan hati Dismas, Maria berkata, �Tuhan akan mengangkat engkau dengan tangan kanan-Nya dan memberikan pengampunan atas dosa-dosamu.�
Kepada Maria, kanak-kanak Yesus berkata, �Ibu, setelah Aku berusia 30 tahun, orang-orang Yahudi akan menyalibkan Aku di Yerusalem, dan dua penyamun itu akan ditinggikan juga bersama Aku. Titus di sebelah kanan-Ku dan Dumachus di sebelah kiri-Ku. Dan setelah itu, Titus akan masuk bersama Aku ke dalam Firdaus.� Dismas dihormati sebagai pelindung orang-orang yang perlu bertobat secara sempurna dan santo pelindung orang yang dihukum mati.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Thursday 17 March 2016

Orang Kudus 18 Maret: St. Marta

BEATA MARTA, PENGAKU IMAN
Orang kudus ini terlahir dengan nama Aimee Adele Le Bouteiller. Ia lahir pada 2 Desember 1816 di Percy, Perancis. Ia adalah puteri dari Andrea dan Maria Francesca le Bouteiller Morel, sebuah keluarga petani dan penenun kain. Setelah kematian ayahnya, Adele membantu ibunya dengan menjadi petani. Ia kemudian mengambil pekerjaan sampingan sebagai pelayan untuk menambah penghasilan keluarga.
Pada tahun 1841 Adele mengunjungi biara St. Sauveur-le-Vicomte. Kunjungan ini begitu membekas dalam hatinya sampai-sampai muncul keinginan untuk bergabung. Dan akhirnya Adele memutuskan untuk bergabung dengan biara itu. ia diterima dan menggantikan namanya menjadi: Marta.
Di biara Marta bertugas di dapur, kebun, tempat cuci dan di peternakan. Ia juga ditugaskan untuk anggur dan sider, bahkan ia dikenal dengan sebutan �Suster Sider�. Ketika terjadi Revolusi Perancis dan Prusia, nama Marta dikenal oleh para prajurit Perancis karena selalu memberikan perhatian kepada mereka yang berkunjung.
Dikisahkan juga, karena doanya Marta tidak pernah kehabisan anggur di biaranya. Marta memiliki hubungan yang sangat baik dengan Beata Placida. Ia berada di samping orang kudus itu ketika orang kudus itu memperoleh perlakuan buruk dari saudaranya. Bahkan ketika menjelang kematian Beata Placida, Marta juga ada di sampingnya.
Marta meninggal dunia pada 18 Maret 1883 di St. Sauveur-le-Vicomte, Normandia, Perancis. Pada 4 November 1990 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Friday 11 March 2016

Orang Kudus 12 Maret: St. Maximilianus

SANTO MAXIMILIANUS, MARTIR
Informasi mengenai orang kudus ini sangat terbatas. Yang pasti Maximilianus hidup pada abad III. Ia adalah anak seorang tentara veteran Romawi. Ketika dikenakan wajib militer, Maximilianus menolak. Ia tidak mau menjadi tentara karena taat pada agama dan mempunyai anggapan yang negatif terhadap personil angkatan perang. Bagi dia tentara-tentara umumnya banyak melakukan perbuatan-perbuatan yang bersifat dosa, dan berwatak bejat.
Karena penolakannya itu, Maximilianus dihadapkan ke pengadilan. Kepada hakim ia berkata, �Angkatan perang saya adalah angkatan perang Tuhan. Saya tidak dapat berperang untuk kepentingan duniawi!� Ayahnya menolak desakan hakim supaya mengubah pandangan puteranya itu. Waktu Max diancam hukuman mati, ia berkata lantang, �Saya tidak akan mati. Apabila saya meninggalkan dunia ini, saya akan bersatu dengan Kristus Tuhanku.�
Maximilianus meninggal dengan cara dipenggal lehernya di pinggir kota Kartago, Tunisia pada tahun 295.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini: