Latest News

Sunday, 21 August 2016

CINTA AKAN UANG AWAL DARI KORUPSI

Pada waktu kaki Yesus diminyaki Maria dengan minyak narwastu, Yudas Iskariot berkomentar, "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Dikatakan bahwa pernyataan Yudas itu bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. (Yoh 12: 1 - 6).
Uang itu memang menggoda, karena ia adalah salah satu bentuk godaan. Uang, sebagai godaan, masuk dalam kelompok harta kekayaan. Oleh karena itu, orang yang selalu dan sering bersentuhan dengan uang, seperti kasir, bendahara, dll, adalah orang pertama yang digoda atau tergoda.
Contoh di atas sudah membuktikan. Yudas Iskariot adalah pemegang kas kelompok para murid. Dia memegang uang. Dan uang itu juga yang menggoda dia. Makanya dikatakan ia sering mengambil uang dalam kas. Bahkan karena godaan uang ia rela menjual Yesus.
Kita juga tentu masih ingat Muhammad Nazaruddin, mantan bendahara Partai Demokrat, atau Gayus HP Tambunan. Mereka-mereka ini selalu bersentuhan dengan uang. Karenanya, uang itu juga yang menggoda mereka untuk korupsi.
Apakah korupsi ini terjadi karena iman yang lemah? Bisa ya, bisa juga tidak. Namun harus diingat bahwa sekuat apapun iman seseorang, jika terus menerus digedor dengan godaan tadi, pastilah lemah juga. Bayangkan, setiap hari bersentuhan dengan godaan itu. Yesus sendiri pernah mengatakan bahwa sekalipun roh itu memang penurut, namun daging lemah, sehingga kita harus waspada supaya tidak jatuh dalam godaan (Mat 26: 41).
Bukan lantas berarti iman itu tidak ada gunanya. Iman tetap dibutuhkan. Akan tetapi, iman yang kuat ini harus ditunjang dengan sikap rendah hati dan penuh syukur. Orang yang memiliki sikap syukur akan dijauhi keinginan untuk korupsi, karena ia senantiasa mensyukuri apa yang ada pada dirinya. Ia tida mudah jauh kepada sikap iri hati atau serakah, yang menjadi benih korupsi.

Di samping itu, diperlukan juga sistem transparansi laporan keuangan. Iman yang dibantu dengan transparansi akan membuat orang tahan akan godaan uang. Transparansi merupakan salah satu langkah pencegahan agar orang tidak larut dalam godaan uang dalam tindakan korupsi. Dengan transparansi, kita melibatkan orang lain sebagai pengontrol, sehingga bukan kita sendiri yang menghadapi godaan korupsi. Karena korupsi itu tumbuh dalam suasana ketertutupan.

No comments:

Post a Comment