Latest News

Sunday, 23 October 2016

MENGENALKAN EMOSI, ANAK BISA BEREMPATI

Setiap anak perlu diajari mengenali emosi sejak dini. Psikolog Saskia Rosita Pangabean mengatakan bahwa dengan mengenali emosi sendiri, anak pun bisa lebih berempati pada orang lain. �Kalau anak tahu saat dia sedih itu karena begini, begitu, rasanya begini, jadi dia mengerti emosi orang lain juga saat sedih. Jadi, bisa berempati,� ujar Rosita.
Senang, sedih, marah dan takut merupakan empat emosi dasar yang harus dikenali anak sejak dini. Pengenalan macam-macam emosi bisa dimulai pada usia 2 � 3 tahun. Ini menjadi tugas orangtua di rumah. Orangtua harus mengenalkan empat emosi dasar tersebut kepada anak. Kemudian, seiring bertambahnya usia, ajari anak mengidentifikasi emosi dan bagaimana cara mengatasinya atau mengungkapkannya secara positip.
Ketika marah, anak harus sadar bahwa ia sedang marah. Anak juga harus tahu alasan ia marah dan bagaimana cara mengatasinya. Dengan begitu, anak bisa mengontrol emosinya tanpa menyakiti perasaan orang lain. �Kalau anak enggak bisa ngenalin emosinya, dia bisa tantrum atau marah-marah sama ibunya, teman-temannya,� jelas Rosita.
Demikian pula dengan emosi lainnya. Ketika anak pada emosi tersebut, orangtua harus mengokumunikasikannya dengan anak, kenapa emosi itu muncul dan jelaskan juga baik buruknya. Orangtua juga hendaknya dapat membuat pembedaan emosi pada anaknya.
Sayangnya, pengenalan emosi pada anak belum menjadi kebiasaan banyak orangtua. Padahal, pengenalan emosi sangat penting. Menurut Rosita, setidaknya anak-anak sudah menguasai empat emosi dasar sebelum masuk usia sekolah. Dengan mengenal emosi, anak bisa bersosialisasi dengan baik kepada teman-temannya di sekolah.
Anak akan memiliki kecerdasan emosional yang baik, bisa berempati, lebih peka dan memiliki kepedulian. Jadi, anak jangan hanya diberikan kecerdasan intelektual saja, tetapi juga kecerdasan emosional.
Baca juga tulisan lain:

No comments:

Post a Comment